
CIANJUR – Bupati Cianjur Herman Suherman mengklaim korban jiwa akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 bukan 335 orang melainkan mencapai 600 orang. Banyaknya warga yang tidak melaporkan diduga jadi penyebab melonjaknya angka korban meninggal.
“Jadi korban meninggal akibat gempa totalnya sekitar 600 orang. Di daerah Kecamatan Cugenang saja ternyata jumlahnya 400 orang lebih,” ujar Herman, Senin (12/12/2022).
Menurutnya data tersebut diperoleh usai banyak laporan terkait adanya warga yang meninggal akibat bencana namun tidak tercatat di data Pemkab. Kebanyakan mereka yang meninggal tidak terdata karena awalnya tidak melapor dan memilih langsung memakamkan sendiri anggota keluarganya yang meninggal dalam peristiwa gempa bumi pada Senin (21/11/2022).
“Jadi ada laporan yang masuk, informasinya banyak yang korban meninggal belum terdata. Setelah ditelusuri ternyata karena warganya memang sejak awal tidak melaporkan, sedangkan data yang masuk itu yang dibawa ke rumah akhir dan puskesmas. Makanya saya minta desa untuk mendata ulang, didapati jika total yang meninggal akibat bencana ternyata 600 orang,” ujarnya seperti dilansir dari detik.com.
Ia menyebutkan jika data meninggal tersebut sudah berdasar by name by address dengan surat kematian dari pemerintah desa. Menurutnya, data tersebut sudah diteruskan ke Kementerian Sosial (Kemensos) agar keluarga yang ditinggalkan mendapatkan dana kerohiman.
“Sudah kami ajukan semuanya, semoga bisa secepatnya cair. Kemungkinan di akhir tahun ini sudah bisa diterima oleh ahli warisnya,” katanya. Sementara itu berdasarkan data korban gempa yang masih tercatat sebanyak 335 orang. Terbaru ialah jenazah bocah berusia 11 tahun di Desa Cibulakan yang ditemukan dan berhasil dievakuasi usai 19 hari tertimbun. (Red)