JAKARTA – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mempersiapkan program Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) gelombang IX guna mencetak doktor muda di tahun 2025.
Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendiktisaintek Lukman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (6/11/2024), menjelaskan, program bagian dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) ini diperuntukkan bagi lulusan sarjana unggul untuk menjadi doktor muda melalui percepatan masa pendidikan jenjang magister (S2) dan doktor (S3) hanya dalam empat tahun.
“Fondasi utama perguruan tinggi menuju kelas dunia adalah adanya banyak program pendidikan doktor yang ada di setiap perguruan tinggi sebagai lokomotif yang akan mendorong percepatan-percepatan keilmuan baru dan implementasi-implementasi perkembangan inovasi yang ada di setiap perguruan tinggi,” ujar Lukman dilansir dari antaranews.com.
Ia memaparkan, saat ini jumlah dosen berpendidikan S3 atau jenjang doktor baru mencapai 76.801 orang. Dengan kata lain, baru seperempat dosen yang mengenyam pendidikan doktor dan sisanya masih di jenjang pendidikan S2. Oleh karena itu, beasiswa PMDSU menjadi salah satu bentuk upaya Ditjen Diktiristek untuk mempercepat jumlah doktor di Indonesia.
Lukman mengajak perguruan tinggi di Indonesia, termasuk perguruan tinggi luar negeri di Indonesia untuk ikut serta dalam mempersiapkan program beasiswa PMDSU ini. Perguruan tinggi luar negeri di Indonesia diharapkan dapat menjadi mitra perguruan tinggi Indonesia untuk kolaborasi internasional.
Sementara itu Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) M. Faiz Syuaib mengatakan bahwa pada tahun ini terdapat peningkatan jumlah penerima pendanaan penelitian skema PMDSU yang mencapai 447 mahasiswa.
Ia menjelaskan, informasi mengenai panduan penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dipusatkan dan dapat diakses melalui platform BIMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) membantu proses persiapan gelombang berikutnya.
Menurutnya, terdapat beberapa skema penelitian yang baru pada tahun ini seperti skema penelitian afirmasi atau penelitian dosen pemula untuk daerah prioritas, penelitian kerja sama dalam negeri, dan kolaborasi penelitian strategis yang ditujukan untuk dapat meningkatkan kolaborasi serta kebermanfaatan antar-kampus. (Red)
- MUI: Perlu Pembatasan Medsos Bagi Anak Remaja dan di Bawah Umur - December 14, 2024
- UNICEF Desak Perlindungan Terhadap Anak-Anak di Jalur Gaza - December 14, 2024
- Invasi Israel Kembali Tewaskan 30 Warga Gaza, Korban Menjadi 44.835 Orang - December 13, 2024