
NEW YORK – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya sangat menyesalkan bahwa gencatan senjata harus berakhir, dan pertempuran kembali terjadi di Gaza. Sebelumnya ia sangat berharap bahwa jeda kemanusiaan dapat diperpanjang.
“Kembalinya permusuhan hanya menunjukkan betapa pentingnya gencatan senjata kemanusiaan yang sejati,” kata Guterres dalam sebuah tulisan di X, Jumat (1/12/2023).
Sementara itu, usai berakhirnya gencatan senjata, ketakutan dan trauma kembali melanda anak-anak di Gaza. Hal ini terjadi, saat pertempuran berlanjut usai jeda kemanusiaan berakhir.
James Elder, juru bicara global UNICEF, mengatakan bahwa anak-anak telah kembali dalam kondisi ketakutan dan trauma. Terutama ketika serangan udara Israel kembali terjadi di daerah kantong tersebut.
Korban tewas imbas agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, kini mencapai 109 orang usai gencatan senjata berakhir, Jumat (1/12).
Angka itu dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, demikian dilaporkan Middle East Eye.
Jumlah korban ini pun diperkirakan bakal terus bertambah seiring dengan intensitas serangan Israel yang kini menargetkan nyaris seluruh Gaza.
Gencatan senjata Israel-Hamas resmi berakhir pada Jumat (1/12) pagi setelah kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan apa pun untuk memperpanjang jeda kemanusiaan yang telah dimulai sejak 24 November lalu.
Tak lama setelah gencatan selesai, pasukan militer Israel kembali menggempur Gaza di segala sisi. Rumah-rumah penduduk, kamp pengungsian, hingga rumah sakit menjadi target sasaran serangan. (Red)