JAKARTA – Untuk mengenang tokoh-tokoh bangsa yang berjasa, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan beserta jajaranya meresmikan Taman Makam Tokoh Bangsa (TMTB), di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (13/10). TMTB ini merupakan bagian dari 100 Taman Maju Bersama (TMB) yang diresmikan serempak kemarin (12/10). Peresmian TMTB TPU Karet Bivak ditandai dengan penandatanganan prasasti secara simbolis oleh Gubernur Anies.

Selain itu Gubernur Anies juga melakukan  peninjauan Gallery Taman Makam Tokoh Bangsa bersama dengan Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Afan Adriansyah; dan Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Suzi Marsitawati didampingi oleh Ahli Sejarah, JJ Rizal.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Anies mengatakan bahwa di TPU Karet Bivak ini banyak menjadi tempat peristirahatan terakhir para tokoh di Jakarta. Hal ini karena banyak dari mereka hidup dan berkarya di Jakarta. Oleh karena itu diharapkan TMTB dapat menjadi sarana publik bagi peziarah/pengunjung untuk mendapatkan inspirasi dari kisah hidup para Tokoh Bangsa yang dimakamkan di TPU Karet Bivak.

“Ini adalah tempat di mana kita sebagai bangsa bisa mengambil pelajaran hikmah. Karena itulah mengapa pembangunan TMTB ini bukan sekadar pemakaman begitu saja. Tapi tempat di mana warga, anak-anak sekolah, mahasiswa bisa datang kemudian mempelajari kisah-kisah hidup mereka. Sehingga bisa menjadi hikmah bagi kita dan menjadi inspirasi,” ujar Gubernur Anies.

Gubernur Anies juga menjelaskan, TMTB ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mumpuni untuk menunjang sarana bagi peziarah/pengunjung. Seperti Gallery TMTB yang dapat digunakan sebagai wadah berdiskusi dan bertukar gagasan terkait perjalanan Tokoh Bangsa terkait di lokasi pemakaman tersebut.

“Jadi ini cara kita untuk menghormati, cara kita menghargai, dan juga cara kita mengambil pelajaran dari tokoh-tokoh bangsa yang sudah wafat. Mereka tidak dibatasi bidangnya, jadi tokoh bangsa ini bukan saja di bidang kenegaraan, tapi juga ada bidang sosial, budaya, olahraga, seni. Jadi aspeknya luas. Hal itulah yang membuat TPU Karet Bivak ini menjadi unik,” pungkas Gubernur Anies.

Perlu diketahui, pembangunan Taman Makam Tokoh Bangsa (TMTB) menggunakan Dana Kompensasi Sanksi Pelanggaran Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lahan/Tanah (SP3L) oleh PT Mitra Sindo Makmur yang berkolaborasi dengan Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tujuan utama Pembangunan Taman Makam Tokoh Bangsa (TMTB) ini ialah sebagai ruang publik dan sarana inspirasi untuk dijadikan teladan generasi mendatang. Secara umum konsep dasar dan filosofi desain bangunan dan atap bagaikan kesatuan desain secara utuh yang tersusun dari mozaik-mozaik kecil (tokoh bangsa) yang bersatu padu dengan semangat yang sama untuk menciptakan bangsa Indonesia yang maju.

Taman Makam Tokoh Bangsa (TMTB) didesain dengan konsep modern tropis dan tetap menampilkan unsur-unsur kearifan lokal dan bentuk arsitektur vernakular indonesia. Bentuk atap yang menjulang tinggi mendominasi desain menjadi salah satu ciri khas dan karakteristik bangunan, yang dapat berfungsi sebagai skylight untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan dan untuk menciptakan nuansa sakral dan estetik di dalam bangunan. Interior bangunan menggabungkan konsep modern minimalis, dengan komponen digital modern.

TMTB terdiri dari area gallery dengan luas 435 m2, menampilkan informasi tokoh bangsa yang dimakamkan di area TPU karet Bivak dengan menggunakan media digital dilengkapi dengan area serba guna yang dilengkapi sarana pendukung. Di dalam galeri terdiri dari 24 monitor, yaitu 15 monitor untuk tokoh bangsa dan 9 monitor untuk komersial dan informasi umum.

Layar monitor menampilkan konten narasi singkat dari tokoh-tokoh bangsa, papan deskripsi dilengkapi dengan QR Code yang mengarahkan pengunjung ke laman website dari Taman Makam Tokoh Bangsa. Adapun tokoh-tokoh bangsa yang ditampilkan antara lain MH Thamrin, Pramoedya Ananta Toer, Fatmawati Soekarno, H. Benyamin Sueb, Iswadi Idris, Firman Muntaco, Chairul Saleh, Chairil Anwar, Ismail Marzuki, SM Ardan, Soerjadi Soerjadarma, Kusuma Atmadja, Abu Hanifah, Roehana Khoedoes, dan Mohammad Natsir. (Red)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *