JAKARTA – Pada 20 Juni diperingati sebagai Hari Pengungsi Sedunia. Peringatan ini merupakan ketetapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2001.

Kepala Biro Pusat Statistik Palestina atau Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), Ola Awad, mengungkapkan data terkait kekerasan yang dialami oleh bangsa Palestina sejak peristiwa Nakba pada tahun 1948. Menurut laporan tersebut, lebih dari 136.000 orang Palestina dan Arab telah terbunuh oleh pasukan pendudukan Israel.

“Jumlah syahid Palestina dan Arab sejak Nakba tahun 1948 hingga saat ini (di dalam dan luar Palestina) mencapai lebih dari 136 ribu syahid,” tulis Awad dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (20/6/2024).

Sejak dimulainya Intifada Al-Aqsa pada 29 September 2000, hingga 30 April 2024, korban jiwa mencapai sekitar 46.500 orang.

Agresi terbaru yang dimulai pada 7 Oktober 2023 di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 37.500 orang menjadi martir, termasuk lebih dari 15.162 anak-anak dan 10.018 wanita.

Di antara korban tersebut, 147 adalah jurnalis yang tewas dalam menjalankan tugas mereka. Selain itu, lebih dari 7.000 warga, terutama perempuan dan anak-anak, dilaporkan hilang di Gaza.

Di Tepi Barat, sejak 7 Oktober 2023, sebanyak 532 tewas akibat kekerasan yang terus berlangsung. Konflik yang berkepanjangan ini juga telah menyebabkan sekitar 2 juta warga Gaza mengungsi dari rumah mereka, menciptakan krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Data pengungsi Palestina

Berdasarkan catatan UNRWA pada Januari 2022, terdapat sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina yang terdaftar, yang mencakup lebih dari 40 persen populasi Palestina secara global yang berjumlah sekitar 14,6 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, 2,5 juta pengungsi tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan rincian 15 persen dari populasi Tepi Barat dan 27 persen dari populasi Jalur Gaza adalah pengungsi.

“Di tingkat negara-negara Arab, persentase pengungsi Palestina yang terdaftar di UNRWA di Yordania mencapai sekitar 40 persen dari total pengungsi Palestina, sedangkan di Lebanon dan Suriah persentasenya masing-masing mencapai sekitar 8 persen dan 10 persen,” jabarnya dilansir dari NU Online.

Pengungsi Palestina juga tersebar di berbagai negara Arab, dengan 40 persen berada di Yordania, 8 persen di Lebanon, dan 10 persen di Suriah. Angka-angka ini hanya mewakili jumlah minimum pengungsi, tidak termasuk mereka yang mengungsi pasca tahun 1949 dan selama perang bulan Juni 1967.

Data tahun 2017 menunjukkan bahwa 42,2 persen dari populasi Negara Palestina adalah pengungsi, dengan 26,3 persen di Tepi Barat dan 66,1 persen di Jalur Gaza.

“26,3 persen populasi di Tepi Barat adalah pengungsi, sedangkan persentase pengungsi di Jalur Gaza adalah 66,1 persen,” tulisnya. (Red)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *