GAZA – Untuk yang keenam kalinya dalam 10 hari terakhir, sekolah-sekolah berisi pengungsi di Jalur Gaza  kembali dibom tentara penjajahan Israel. Kali  ini, sekolah di Nuseirat di Kota Gaza jadi sasaran, mengakibatkan 23 orang syahid.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, jumlah korban luka mencapai 73 orang dalam pemboman terhadap Sekolah UNRWA Al-Razi di kamp tersebut.

Rekaman video yang diverifikasi oleh lembaga pengecekan fakta Aljazirah, Sanad, memperlihatkan seorang pemuda membawa sisa-sisa roket yang menargetkan sekolah itu. Dia mengatakan bahwa pengungsi Palestina dibunuh oleh Israel dengan rudal Amerika.

“Kami melihat anak-anak dipenggal dan orang-orang menjadi mayat dan bagian tubuh lainnya di dalam sekolah, dan saya tidak dapat menggambarkan pemandangan mengerikan dari pemboman tersebut,” katanya dilansir Aljazirah.

Rekaman tersebut mendokumentasikan kerusakan dan potongan tubuh berserakan di halaman sekolah yang dipenuhi pengungsi. Terjadi kekacauan di dalam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis setelah kedatangan sejumlah besar orang yang terluka parah dari sekolah itu.

Serangan Israel terhadap sekolah menengah Al-Razi di jantung kamp – sebuah daerah yang sibuk – terjadi pada jam-jam ketika jalan-jalan di sekitar sekolah penuh dengan orang. Beberapa hari terakhir telah terjadi serangan langsung dan disengaja terhadap enam sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza.

Sekolah-sekolah itui adalah ruang belajar yang diubah menjadi tempat penampungan dan pusat evakuasi bagi ratusan ribu pengungsi Palestina dari Gaza utara, Kota Gaza, dan yang terbaru, dari Rafah dan Mawasi.

Hampir tujuh dari 10 sekolah yang dikelola UNRWA telah dibom di Gaza sejak awal perang, menurut badan PBB untuk Palestina.

“Lebih dari 95 persen sekolah-sekolah ini digunakan sebagai tempat berlindung ketika terjadi bencana. 539 orang yang berlindung di fasilitas UNRWA telah terbunuh,” kata UNRWA di X. “Tidak ada tempat yang aman. Pengabaian terang-terangan terhadap premis-premis PBB dan hukum kemanusiaan harus dihentikan.”

Dalam laporan situasi rutinnya, UNRWA mengatakan setidaknya 539 pengungsi Palestina telah terbunuh di fasilitas mereka di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah tersebut hanya berlaku hingga 14 Juli, jadi belum termasuk pembunuhan 23 orang di Sekolah Al-Razi UNRWA di Nuseirat kemarin. UNRWA mengatakan setidaknya 1.708 orang terluka di fasilitasnya selama periode tersebut. 

Hamas telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam “pemboman yang disengaja oleh Israel terhadap pengungsi di Sekolah al-Razi UNRWA di kamp Nuseirat, dan daerah Al-Mawasi di sebelah barat kota Khan Younis, yang dinyatakan sebagai daerah aman”.

“Ini adalah tindakan brutal dan memalukan yang merupakan luka bagi kemanusiaan,” kata kelompok tersebut, seraya menegaskan kembali bahwa pemerintahan Biden di AS adalah mitra sekutu setianya Israel, “yang terus melakukan genosida” di Gaza.

“Pemerintahan AS, yang dipimpin oleh Presiden Biden, memikul tanggung jawab penuh atas pembunuhan sistematis terhadap rakyat kami, dengan dukungan politik dan militernya yang berkelanjutan terhadap pendudukan dan tentaranya, dan karena hambatannya terhadap keadilan internasional dalam mengejar penjahat perang Israel.”

Kelompok bantuan Inggris Save the Children menyebut serangan baru-baru ini terhadap sekolah dan rumah sakit di Gaza sebagai serangan yang “mengerikan”.

“Sistem layanan kesehatan dan pendidikan sedang dihancurkan di depan mata kita,” katanya di X, menyerukan gencatan senjata. “Anak-anak tidak bisa terus-menerus menjadi garda depan dalam konflik ini. Rumah sakit dan sekolah tidak boleh menjadi sasaran.”

Serangan udara Israel pada Selasa juga terjadi di dekat sebuah SPBU di Mawasi, wilayah pesisir selatan yang merupakan bagian dari “zona aman” kemanusiaan tempat militer Israel memerintahkan warga Palestina untuk berlindung. Para pejabat di Rumah Sakit Nasser di dekat Khan Younis mengatakan 17 orang syahid. Daerah di dekatnya dipenuhi dengan tenda-tenda yang menampung ribuan warga Palestina.

Kantor berita WAFA melaporkan, pasukan pendudukan Israel melakukan dua pembantaiandi Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 49 warga Palestina. Otoritas kesehatan setempat mengkonfirmasi bahwa jumlah syuhada warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 38.713 korban jiwa, dengan tambahan 89.166 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

Tim ambulans dan penyelamat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau tersebar di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan kru ambulans dan pertahanan sipil. (Red)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *