JAKARTA – Jumlah korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah telah mencapai lebih dari 30.000 orang. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah lantaran peluang menemukan lebih banyak korban selamat semakin kecil, meskipun ada sejumlah individu yang berhasil diselamatkan.
Jumlah tersebut sebagaimana dilansir dari akun Twitter The Spectator Index, Minggu (12/2/2023).
Sementara itu dikutip dari bbc.com, di tengah upaya pencarian dan penyelamatan, kerusuhan berlangsung di Turki selatan.
Tim SAR Jerman dan tentara Austria menghentikan operasi pencarian pada Sabtu (11/02) karena terjadi bentrokan antara kelompok yang tidak disebutkan namanya.
Keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang, kata seorang penyelamat.
Hampir 50 orang telah ditangkap karena menjarah dan beberapa senjata disita, sebut media lokal.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan dia akan menggunakan kekuatan darurat untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum.
Seorang juru bicara militer Austria mengatakan pada Sabtu (11/02) pagi bahwa bentrokan antara kelompok tak dikenal di Provinsi Hatay telah menyebabkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah kamp dengan organisasi internasional lainnya.
“Ada peningkatan agresi antarfaksi di Turki,” kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan. “Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan.” (Red)
- Pemenang Nobel Perdamaian: Gaza Seperti Jepang Setelah Bom Nuklir - October 12, 2024
- Pemerintah Palestina Desak Warganya di Gaza Utara Menentang Perintah Evakuasi Israel - October 12, 2024
- Israel Kembali Serang Lebanon, 22 Orang Tewas - October 11, 2024