JAKARTA – Tim putra bulutangkis Indonesia tampil hebat pada Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu (BATC) 2022. Bermaterikan pemain pelapis, Skuad Garuda Muda tembus ke partai puncak.

Pada pertandingan semifinal kejuaraan yang berlangsung di Setia City Convention Centre, Selangor, Malaysia, Sabtu (19/2/2022) malam, Indonesia sukses menekuk Singapura dengan 3-2.

Dengan hasil ini, dalam sejarahnya untuk kali pertama tim putra-putri Merah-Putih lolos ke final BATC. Tim putri lebih dulu meraih tiket ke laga pamungkas setelah menang tanpa tanding karena Jepang mengundurkan diri.

Menurut manajer tim Harry Hartono, hasil ini sudah sesuai target. Yaitu tim putra-putri bisa masuk final. Tinggal satu langkah untuk mengejar juara.

“Besok tim putra akan bertemu tuan rumah Malaysia yang tampil dengan tim senior. Meski dengan pemain muda, kita akan siap menghadapinya. Yang penting asal bisa main maksimal dan sepenuh hati, kesempatan itu terbuka lebar,” tutur Harry kepada Tim Humas PBSI seperti dikutip dari situs pbsi.id.

“Untuk tim putri, kondisi pemain juga baik. Hari ini bisa berlatih dan berharap besok bisa tampil maksimal untuk merebut gelar juara dengan mengalahkan Korea Selatan yang pernah kita kalahkan di fase penyisihan grup,” tambah Harry.

Pemain tunggal ketiga, Christian Adinata yang tampil di partai kelima kembali menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Singapura. Christian mengalahkan Koh Jia Wei Joel, dengan skor 21-11, 21-14.

“Saya masuk ke lapangan dengan semangat tinggi dan berapi-api setelah kedudukan sama kuat 2-2. Saya punya motivasi kuat untuk bisa menang dan mengantarkan Indonesia ke final. Saya senang dan bangga dengan kemenangan ini. Saya telah melakukan yang terbaik dan hasilnya maksimal sesuai harapan,” kata Christian.

“Kalau besok diturunkan lawan Malaysia, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik dan saya yakin bersama-sama teman-teman, bisa,” tegas Christian.

Indonesia mengawali pertandingan dengan hasil kurang optimal. Chico Aura Dwi Wardoyo belum berhasil mengatasi Juara Dunia 2021, Loh Kean Yew, 17-21, 19-21.

“Sebagai ujung tombak tim Indonesia, maaf saya belum bisa menyumbangkan angka. Lawan memang lebih baik dibanding saya dan punya pengalaman lebih banyak. Ini merupakan pertemuan kedua, sebelumnya saya juga kalah. Namun kini kualitasnya berubah banyak,” sebut Chico.

Chico seperti terlambat panas. Di awal gim banyak melakukan kesalahan sendiri. Dia baru bangkit setelah tertinggal 13-19 dan mendekati jadi 17-20. Namun pengembalian shuttlecock yang keluar, menutup perjuangannya di gim pembuka.

“Pada awal gim pertama saya tertinggal jauh karena kaget dengan pola permainan lawan. Setelah bisa membaca pola permainan lawan, saya sebenarnya bisa tampil lebih baik dan mendapatkan poin. Cuma akhirnya saya kalah memang karena skornya terlalu jauh untuk dikejar,” sebut Chico.

Gim kedua, Chico langsung memegang kendali permainan. Dia bisa terus memimpin perolehan angka. Sayang dropshotnya terlalu lemah mengantarkan Loh yang lebih dulu meraih angka 11 di interval kedua.

Namun setelah itu, Chico bisa terus memimpin hingga 19-17. Sayang keunggulan itu gagal dipertahankan.

“Dia begitu tenang di poin-poin kritis. Sementara saya, seperti di gim kedua saat memimpin 19-17, saat dikejar lawan malah jadi tertekan dan banyak melakukan kesalahan sendiri,” tutur Chico

Pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin sukses membawa Indonesia menyamakan kedudulan 1-1, setelah mengatasi perlawanan Koh Eng Keat Wesley/Kwek Jun Liang Andy. Hanya dalam laga selama 29 menit, Leo/Daniel menang dengan skor 21-16, 21-12.

“Alhamdulillah bisa bermain baik dan menang, serta menyumbangkan angka kemenangan bagi Indonesia. Saya dan Daniel juga tidak merasa tegang atau terbebani meski kita tertinggal 0-1,” kata Leo.

“Kami main lebih siap dibanding lawan, sementara saya lihat lawan malah banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Kami tidak merasa tegang meski ketinggalan 0-1. Ini merupakan pertemuan pertama, kelebihan lawan bola-bola panjangnya bagus, makanya strategi kami adalah menurunkan bolanya,” tambah Daniel Marthin.

“Saya selalu semangat agar setiap diturunkan bisa menyumbangkan angka bagi Indonesia.
Dibanding lawan Korea lalu, pasangan Singapura ini lebih rapi. Cuma pola permainan no lob kami rasanya juga lebih baik dibanding kemarin,” tambah Leo.

Indonesia kembali tertinggal 1-2 setelah Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay takluk di tangan Teh Jia Heng Jason, 21-18, 8-21, 9-21. Sempat menang di gim pertama, performa tunggal kedua Skuad Garuda Muda ini kemudian anjlok dan jauh dari harapan.

“Gim awal sebenarnya sudah sesuai strategi. Cuma setelah itu ada kebimbangan dari cara dan strategi bermain saya di gim kedua. Lawan selalu berupaya menjauhkan bola. Selain itu kecepatannya juga ditingkatkan dan saya tidak bisa mengimbangi,” tutur Ikhsan.

“Sebelum ini saya sempat menang dalam empat kali pertemuan dan sekali kalah lawan Jason. Namun semua itu terjadi di kejuaraan perseorangan. Bermain beregu itu berbeda sekali. Tekanan mentalnya lebih berat, itu yang saya rasakan sehingga tidak bisa bermain normal,” ujar Ikhsan. (Red)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *