TANGERANG – Pelaksanaan kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) berjalan dengan meriah. Antusias orang tua dan siswa terlihat dari kehadiran dan dukungan orang tua yang luar biasa. Hal ini menunjukkan programnya yang sangat bagus.

Harapan orang tua terhadap terwujudnya akhlak yang baik. “Karena membangun karakter harus ada dukungan dari semua pihak,” pungkas orang tua yang mengantarkan sembari berharap anak-anak bisa mandiri.

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Fuad Poris KH. Jaelani mengatakan pembangunan karakter dan pendidikan karakter merupakan keharusan. Karena pendidikan tidak hanya mengantarkan anak bangsa menjadi cerdas tetapi mempunyai budi pekerti dan sopan santun. Sehingga keberadaan sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna dan bermanfaat baik untuk dirinya maupun orang lain.

“Pendidikan itu dapat memanusiakan manusia menjadi lebih manusiawi, dalam makna mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh sebagai pemegang mandat Ilahiah dan kultural. Mandat Ilahiah merujuk pada hubungan manusia dengan Tuhannya, berikut perilaku yang dikehendaki di dalamnya,” ujar KH. Jaelani, Kamis (11/8/2022).

Hal senada disampaikan Manarul bahwa kultural mengandung makna sebagai insan berbudaya, berinteraksi secara arif, dan bijaksana dengan manusia dan lingkungannya. Institusi pendidikan akan memberi pengaruh optimal dalam pembentukan karakter anak. Apabila ketiga institusi pendidikan saling melengkapi dan berfungsi sebagaimana satu sistem yang utuh.

“Oleh karena itu, diperlukan educational network. Rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan,” ungkapnya.

Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah).

Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata. Namun lebih dari itu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur, dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar aturan. Hukuman yang bukan memberatkan akan tetapi yang mendidik. Misalnya, membaca Al Quran dan istighfar sebanyak 30 kali. (yat)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *