JAKARTA – Kondisi perekonomian nasional mulai melambat. Akibatnya, masyarakat menengah ke bawah akan semakin terhimpit.
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri merilis kondisi perekonomian di Indonesia. Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tercatat sebesar 4,94% (yoy).
Menanggapi kondisi perekonomian tersebut, Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 yang mengalami perlambatan merupakan indikasi bahwa konsumsi rumah tangga sedang tertekan.
“Konsumsi rumah tangga memang sedang tertekan sehingga butuh obat dalam jangka waktu pendek dan cepat, karena kalau melihat tren konsumsi rumah tangga kita bagi dua paling tidak menengah bawah dan menengah atas,” kata Bhima, Selasa (7/11/2023).
Bhima menjelaskan, masyarakat menengah ke bawah terbukti mendapatkan tekanan dari sisi kesempatan kerja yang belum terlalu terbuka dan belum bisa kembali seperti level pra pandemi. Begitu juga dari sisi harga kebutuhan pokok terutama beras, Bhima menilai hal itu sangat terasa dampaknya pada masyarakat menengah ke bawah.
“Kalau kita melihat data-data indikator indeks keyakinan konsumen, kemudian indeks penjualan ritel, ini segmen yang paling tertekan itu adalah segmen yang berkaitan justru makanan minuman, kemudian suku cadang kendaraan, dan ada pada kelompok menengah bawah,” ujarnya.
Sedangkan untuk masyarakat menegah ke atas, mereka masih belim mau belanja meskipun simpanan di perbankannya mengalami kenaikan. Menurutnya ada beberapa indikasi yang menyebabkan masyarakat menengah ke atas menahan belanja, salah satunya suku bunga kemudian juga faktor pemilu.
“Pemilu itu ada efek positifnya iya, tapi juga buat masyarakat menengah ke atas mungkin mereka wait and see dulu. Ada juga dampak geopolitik, belum selesai perang Ukraina, sudah ditambah ada Israel-Hamas, dan itu menambah resiko geopolitik kondisi makro globalnya,” pungkasnya. (Red)
- Pemerintah Palestina Desak Warganya di Gaza Utara Menentang Perintah Evakuasi Israel - October 12, 2024
- Israel Kembali Serang Lebanon, 22 Orang Tewas - October 11, 2024
- MUI Kembali Serukan Boikot Produk yang Terafiliasi dengan Israel - October 11, 2024