JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir kembali menegaskan posisi dan garis perjuangan politik yang diambil oleh Muhammadiyah.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Haedar akhir pekan lalu dalam acara Pembukaan Idepolitor yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I. Yogyakarta di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan, bahwa dalam realitas politik lima tahunan (Pemilu), Muhammadiyah tidak terlibat. Sebab politik lima tahunan tersebut menjadi domain dari Partai Politik. Meskipun demikian, Muhammadiyah tidak anti politik.
Jalur politik yang diambil oleh Muhammadiyah adalah politik kebangsaan dan kenegaraan, yaitu melalui cara pembinaan masyarakat yang membangun, memajukan, mencerdaskan, dan memajukan bangsa dan negara.
“Kalau ini dipegang bapak ibu sekalian maka Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam partisipasi politik setiap lima tahunan, karena itu urusan partai politik,” ungkap Haedar seperti dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Senon (7/8/2023).
Meski secara organisasi tidak terlibat dalam pemilihan lima tahunan, namun Muhammadiyah memberikan keleluasaan kepada warganya dalam menyalurkan hak-hak politiknya. Bahkan Muhammadiyah mendorong warganya untuk tidak menjadi golongan putih (golput).
“Bagaimana urusan partai politik dan urusan lima tahunan ? Dua cara yang dilakukan Muhammadiyah yaitu satu Muhammadiyah memberikan peluang kebebasan untuk memilih. Tapi dalam memilih itu tentu ada pertimbangan disitu supaya cerdas, supaya rasional, supaya berpikir berbagai pertimbangan, boleh-boleh saja. Maka jangan ribut kalau ada yang memilih ini memilih itu. Sejauh tidak ada dhorurot didalamnya,” urai Haedar.
Secara lebih spesifik, Haedar meminta kepada kader-kader Muhammadiyah yang memiliki potensi dalam dunia politik praktis, didorong untuk terlibat. Namun yang perlu dicatat adalah jangan membawa politik di Muhammadiyah, kader menjadi agen Muhammadiyah dalam partai politik.
“Perbanyak kader Muhammadiyah yang ada di eksekutif, legislatif dan lembaga-lembaga yang lainnya. Caranya kesitu ya harus dipersiapkan,” kata Haedar.
“Jangan kemudian gagal lima tahunan kemudian mencampuri alam pikiran Muhammadiyah, karena gagal dalam politik. Kalau bisa rancanglah politik Islam yang bisa membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, supaya menang rangkul sebanyak orang,” imbuhnya. (Red)
- Israel Serbu Rumah Sakit di Tepi Barat - December 5, 2024
- Timnas Putri Indonesia Juara Piala AFF 2024 Setelah Hajar Kamboja 3-1 - December 5, 2024
- MUI: Kiai yang Goblok-goblokin Orang Jualan itu Tanda tak Belajar Etika - December 4, 2024