PPDB.
Setiap tahun Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berlangsung. Setiap tahun pula masalah selalu muncul. Setiap tahun pula orang tua peserta didik berkeluh kesah.
Permasalahan yang sudah klasik sepertinya akan terus muncul di tahun-tahun mendatang. Sebut saja jumlah kuota yang sangat terbatas. Lulusan Sekolah Dasar (SD) yang sangat banyak tak bisa ditampung semuanya di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Begitu pula lulusan SMP yang sangat banyak tidak bisa pula ditampung di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Hal ini karena keterbatasan ruang kelas yang ada baik di tingkat SMP maupun SMA.
Akibatnya, keluhan orang tua perserta didik pun berlanjut pada mahalnya biaya pendidikan. Agar anak-anaknya bisa lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya, maka mau tak mau mereka harus merogoh kantong yang lebih agar bisa memasukkan anak-anaknya ke sekolah swasta. Sudah mahfum, kalau sekolah swasta tergolong mahal.
Jumlah ruang kelas yang terbatas, jumlah peserta didik yang tidak seimbang antara setiap jenjang pendidikan, akhirnya muncul pula masalah baru. Semuanya bermuara pada keinginan orang tua peserta didik agar anak-anak mereka bisa masuk ke sekolah negeri.
Dikutip dari berbagai sumber setidaknya ada empat permasalahan pokok yang muncul akibat ekses minimnya sarana pendidikan sekolah negeri pada setiap jenjangnya sehingga tidak bisa menampung peserta didik. Apalagi semuanya memaksakan diri ingin masuk sekolah negeri, karena mahalnya biaya masuk sekolah swasta.
Pertama, yang tadinya berkecukupan atau kaya, mendadak jadi miskin agar bisa masuk lewat jalur afirmasi. Kedua, yang tadinya tempat tinggalnya jauh dari sekolah yang dituju mendadak jadi dekat agar bisa diterima lewat jalur zonasi. Ketiga, yang tadinya kemampuan prestasi akademiknya biasa-biasa saja mendadak jadi pintar dengan nilai yang mentereng agar bisa diterima melalui jalur prestasi akademik. Keempat, yang tadinya tempat kerja orang tuanya berada di luar daerah atau jauh dari sekolah yang dituju mendadak pindah domisili karena tugas sehingga bisa diterima di sekolah yang dituju.
Itulah paling tidak sekelumit persoalan-persoalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Mungkin saja masih banyak cerita-cerita di balik itu. Karena seputar PPDB selalu menyisakan keluhan para orang tua setiap tahunnya. Misalnya saja ada suara-suara yang mengatakan bisa masuk dengan cara lewat jalur belakang.
Fenomena dan problematika PPDB seperti di atas tidak perlu muncul dan tidak perlu terjadi kalau saja manusia-manusianya yang mengaku beragama memiliki kejujuran dan integritas.
Semoga ke depan ada solusinya.
(Red)
- PBB Tegaskan Israel Harus Segera Angkat Kaki dari Palestina - September 19, 2024
- Tiga Calon Rektor Universitas Indonesia Periode 2024-2029 - September 18, 2024
- Betulkah Habbatus Sauda Obat Segala Penyakit? - September 18, 2024