JAKARTA – Kekejaman Israel yang terus-menerus menggempur Palestina tak menyurutkan rakyat di negara itu sedikitpun. Bahkan, mereka tak tekecuali anak-anak, perempuan hingga orang-orang tua yang sudah baya terus melakukan perlawanan.
Rakyat Palestina tak mundur setapak pun. Mereka terus melawan tentara Israel yang setiap hari tanpa henti berdatangan ke negara itu. Hanya ada satu kata yang keluar dari mulut mereka. “Merdeka atau Mati Syahid”.
Tak hanya rakyat Palestina yang terus menyuarakan kemerdekaan. Di luar negara itu secara tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa Palestina harus merdeka berdasarkan batas 1967. Bahkan, Erdogan menilai Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina yang merdeka. Dia menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak bisa dianggap sebagai mitra setara bagi Turki usai serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Selain Turki, negara lain yang terus mendesak kemerdekaan Palestina secara terang-terangan adalah Malaysia. Dua kali Kedutaan Besar Malaysia di Washington disurati Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, pada 13 Oktober dan kemudian 30 Oktober.
Amerika meminta Malaysia tak mempertahankan sikapnya dalam konflik Israel-Palestina. “Terutama penolakan kita menganggap Hamas sebagai organisasi teroris,” kata PM Anwar Ibrahim dalam sidang parlemen Malaysia, Selasa pekan lalu.
Malaysia menolak keinginan Amerika itu, yang bersama sejumlah negara Eropa memang menggolongkan Hamas sebagai teroris.
Hingga saat ini, akibat agresi Israel di Gaza, sudah lebih dari 4.000 anak-anak tewas. Jelas hal ini sangat memprihatinkan. Namun, sampai saat ini belum ada ketegasan khususnya dari negara-nrgara di semenanjung Teluk untuk segera melawan Israel. (Red)
- Israel Serbu Rumah Sakit di Tepi Barat - December 5, 2024
- Timnas Putri Indonesia Juara Piala AFF 2024 Setelah Hajar Kamboja 3-1 - December 5, 2024
- MUI: Kiai yang Goblok-goblokin Orang Jualan itu Tanda tak Belajar Etika - December 4, 2024