
GAZA CITY, PALESTINA – Warga Palestina di Jalur Gaza yang mengungsi akibat agresi militer Israel menghadapi kelangkaan tempat tinggal yang parah.
Demikian dilaporkan Kantor Media Pemerintah Gaza seperti dikutip Senin (3/3/2025).
Salama Maarouf, kepala kantor tersebut, mengatakan bahwa jumlah truk bantuan yang memasuki wilayah itu dalam tahap pertama gencatan senjata Israel-Hamas hanya 75 persen dari yang diharapkan.
“Krisis kemanusiaan kian memburuk,” kata dia.
Maarouf menjelaskan bahwa Gaza memerlukan 200.000 tenda, tetapi jumlah yang dikirimkan kurang dari separuh.
Selain itu, dari 60.000 unit rumah mobil yang diperlukan untuk menampung keluarga pengungsi, hanya 15 unit yang sampai di Gaza.

Maarouf mengatakan Gaza bukan hanya kekurangan tenda dan hunian sementara, tetapi juga barang-barang penting lain seperti genset, baterai, sistem tenaga surya, dan alat berat.
Gaza membutuhkan 500 kendaraan untuk mendukung upaya bantuan dan rekonstruksi, tetapi hingga saat ini, hanya sembilan buldoser yang berhasil masuk sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, katanya.
Israel menyetop aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina itu pada Minggu pagi, hanya beberapa jam setelah fase pertama perjanjian gencatan senjata berakhir.
Gencatan senjata itu menghentikan sementara perang genosida yang dilancarkan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.380 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Perang tersebut juga membuat wilayah itu hancur lebur. (Red)
Sumber: Antara, Anadolu