JAKARTA – Kopi luwak dihasilkan melalui fermentasi biji kopi di pencernaan luwak. Tetapi kopi termahal di dunia ini, diolah dari kotoran burung jacu.

Penggemar kopi pasti sudah familiar dengan kopi luwak. Kopi termahal asal Indonesia, yang diproduksi melalui pencernaan yang kemudian dikeluarkan dalam kotoran luwak. Kini kopi luwak memiliki pesaing, yaitu kopi mahal yang diproduksi dari kotoran burung jacu.

Dilansir dari Oddity Central (20/6), Henrique Sloper merupakan pemilik dari kebun Comocin Coffee di Espirito Santo, Brazil. Berbeda dengan kebun kopi lainnya, kebun kopi milik Henrique dipenuhi dengan burung hitam besar bernama Jacu.

Dimulai pada awal tahun 2000-an, Henrique Sloper melihat banyak burung jacu singgah di kebun kopi miliknya. Petani kopi ini tahu kalau burung jenis ini termasuk burung langka yang dilindungi di Brasil.

Awalnya Henrique mengusir burung-burung ini dari perkebunannya, ia bahkan menelpon polisi lingkungan untuk meminta bantuan. Sayangnya, burung ini tetap singgah di kebun kopinya. Tanpa disangka, burung ini membawa rejeki bagi petani kopi di Brasil ini.

Sebelum menjadi petani kopi, Sloper adalah peselancar yang kerap mengejar ombak di laut Indonesia. Di sini ia mengetahui soal kopi luwak, salah satu kopi termahal di dunia. Terinspirasi dari kopi luwak, Sloper lantas mencoba mengolah biji kopi yang sebelumnya sudah dimakan oleh burung jacu.

“Saya menyadari bahwa saya dapat mencoba sesuatu yang serupa dengan kopi luwak. Tantangannya adalah meyakinkan para pemetik kopi bahwa alih-alih mencari buah kopi, mereka justru harus berburu kotoran burung,” kata Sloper yang dikutip dari detik.com, Minggu (25/6/2023).

Para petani diminta mencari kotoran burung untuk mendapatkan biji kopi hasil fermentasi alami. Awalnya banyak orang ragu dengan apa yang dilakukan Sloper.

Biji kopi dari kotoran burung jacu ini kemudian mengalami proses panjang. Biji kopi harus dikeluarkan dan dibersihkan dari kotorannya dengan tangan, dicuci, lalu dikupas dari kulit arinya. Proses panjang dan melelahkan inilah yang membuat kopi burung Jacu jauh lebih mahal daripada varietas kopi lainnya.

Henrique Sloper mengatakan kopi burung Jacu punya rasa yang luar biasa karena burung ini hanya makan ceri kopi paling matang.

Berbeda dengan kopi luwak yang dicerna oleh musang Indonesia, biji kopi diproses lebih cepat melalui sistem pencernaan burung Jacu dan tidak terdegradasi oleh protein hewani atau asam lambung. Kopi burung jacu kabarnya memiliki rasa yang unik, seperti kacang dengan semburat rasa adas manis. Tapi ada sentuhan rasa asam atau acidity di setiap tegukan.

Setelah proses yang panjang dan sempat melalui masa uji coba selama dua tahun. Akhirnya Comocim Farm menjadi kebun kopi pertama di dunia yang memproduksi kopi dari kotoran burung Jacu.

Dua dekade berselang kini kopi dari kotoran burung eksotis tersebut dicari banyak orang. Bahkan kopi ini sangat populer di Prancis, Jepang, dan Inggris. Kopi ini dijual di tempat perbelanjaan elit Inggris seperti Harrods, dengan harga mencapai 1.400 poundsterling per kg atau setara dengan Rp 25,6 juta.

Selain itu karena kualitas dan kelangkaannya, kopi burung Jacu dianggap salah satu varietas kopi termahal di dunia. Dengan kisaran harga jual mulai dari USD 1.000 (Rp 15 juta) per kilogram. (Red)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *