JAKARTA – Memasuki tahun politik saat ini, kenstalasi koalisi partai politik (parpol) semakin panas. Para pimpinan partai mulai saling melihat siapa yang bakal cocok dipasangkan menjadi bakan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Kendati secara resmi belum ada parpol atau koaliasi parpol yang sudah mengusung capres-cawapres, namun secara informal sudah ada pembicaraan ke arah itu. Seperti diketahui hingga saat ini baru Partai Nasdem yang secara resmi mencalonkan Anies Rasyid Baswedan sebagai capres. Sedangkan cawapres untuk Anies sampai saat ini belum ada mengingat belum ada kesepakatan di antara partai-partai yang ingin menggadang mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres.

Pembicaraan-pembicaraan koalisi di antara parpol memang sudah terbangun. Sebut saja antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Kemudian antara Partai Gerindra dan PKB. Selanjutnya antara Partai Golkar, PAN, dan PPP. Sedangkan PDI Perjuangan masih belum menggadang-gadang parpol mana yang akan menjadi teman koalisinya.

Terlepas dari hal itu, paling tidak untuk capres-cawapres semakin mengerucut dan akan terus berkembang. Kemungkinan-kemungkinan bisa saja terjadi. Namanya politik, setiap detik bisa saja berubah dan keputusan yang sudah diambil juga bisa batal.

Namun tentunya sebagai pembelajaran kepada masyarakat tidak ada salahnya dilakukan prediksi kemungkinan capres-cawapres yang akan muncul. Masih bisa di utak atik siapa yang akan jadi capres dan siapa pula yang akan jadi cawapres.

Apabila Anies Rasyid Baswedan dipasangkan dengan Khofifah Indar Parawansa, maka akan tentu punya perhitungan tersendiri. Begitu pula apabila Prabowo berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Akan halnya juga sama dengan Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil. Begitu pula apabila Ganjar Pranowo berpasangan dengan Puan Maharani.

Semuanya silahkan rakyat yang menilai. Karena namanya juga prediksi atau perkiraan dan utak atik politik yang belum tentu terjadi. Karena seperti dikatakan di atas tadi, dalam waktu detik per detik apa saja yang sudah diputuskan bisa saja berubah. Semuanya tergantung dari kondisi dan situasi yang berkembang pada saatnya nanti.

Siapapun nantinya yang terpilih jadi presiden dan wakil presiden, yang paling penting Indonesia semakin jaya. Merdeka!!! (Red)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *