JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis hadir di Universitas Fatoni, Thailand, untuk menjadi pembicara terkait dakwah ekonomi syariah (eksyar).
Kiai Cholil mengungkapkan pentingnya ekonomi syariah untuk meningkatkan taraf hidup Muslim di Asia Tenggara. Kiai Cholil menjelaskan, pada dasarnya manusia adalah makhluk ekonomi.
“Ekonomi Islam itu ada bersamaan dengan turunnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ekonomi yang menjadi solusi untuk pemerataan dan penegakan keadilan sosial,” kata Kiai Cholil seperti dilansir dari mui.or.id, Selasa (12/11/2024).
Menurutnya, dakwah penyebaran ekonomi syariah mencakup tiga hal. Pertama, ekonomi yang terhindar dari gharar, riba, dan maisir. Kedua, ekonomi yang mengubah sistem berdasarkan kapitalisme atau sosilisme menjadi sistem berkeadilan melalui penetapan peraturan perundang-undangan. Ketiga, ekonomi yang memberdayakan dan menguatkan daya beli umat.
“Tiga hal itu dapat mengubah sosial ekonomi masyarakat sekaligus mengubah ideologi, dan orientasi berpikir, serta keilmuannya,” terangnya.
Kiai Cholil menjelaskan, sistem yang digunakan oleh ekonomi syariah itu berpijak kepada khazanah Islam dan praktinya mengacu pada fikih muamalah.
“Biasanya dakwah melalui ekonomi syariah lebih akomodatif dan mudah diterima oleh pihak lain karena acuannya adalah etika dan moral,” sambungnya.
Menurutnya, potensi ekonomi syariah di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Thailand sangat baik karena mayoritas penduduknya Muslim.
“Tentu ini captive market yang dapat dimaksimalkan perputaran ekonominya. Pada 2021, misalnya, terdapat 1,9 miliar penduduk Muslim di seluruh dunia dengan belanja sebesar USD 2 triliun untuk produk halal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Cholil mengungkapkan, diperkirakan angka itu akan meningkat hingga mencapai USD 4,96 triliun pada 2030.
Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini menerangkan, data itu menunjukkan bahwa ekonomi syariah menjadi sarana dakwah yang efektif. Selain itu, disaat yang bersamaan juga dapat menjadi instrumen pemberdayaan umat dan peningkatan ekonomi masyarakat. (Red)
- MUI: Perlu Pembatasan Medsos Bagi Anak Remaja dan di Bawah Umur - December 14, 2024
- UNICEF Desak Perlindungan Terhadap Anak-Anak di Jalur Gaza - December 14, 2024
- Invasi Israel Kembali Tewaskan 30 Warga Gaza, Korban Menjadi 44.835 Orang - December 13, 2024