JAKARTA – Sudah lebih dari satu bulan, kasus polisi tembak polisi yang mengakibatkan tewasnya Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat atau Brigadir J, terus menjadi perbincangan publik. Tim Khusus Polri juga telah menetapkan lima orang tersangka. Komisi Kode Etik Polri pun telah melakukan pemecatan dengan tidak hormat kepada Ferdy Sambo.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Muhammad Najib Azca menilai, kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri itu merupakan momentum penting bagi polisi untuk melakukan transformasi secara signifikan. Ia meminta Polri untuk bersih-bersih dan mengembalikan kepercayaan masyarakat.
“Ini momentum bersih-bersih bagi Polri. Saya kira perlu dilanjutkan dengan langkah-langkah yang signifikan, yang berpotensi untuk mengembalikan kepercayaan (masyarakat) terhadap lembaga Polri yang gara-gara kasus Sambo ini jadi tersungkur,” ungkap Azca, Jumat (26/8/2022).
Menurut Azca seperti dikutip dari nu.or.id, kasus polisi tembak polisi ini memunculkan blessing in disguise, terdapat berkah di balik musibah. Di satu sisi, kasus ini sangat mencederai kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Polri. Tetapi di sisi lain, inilah momentum bagi Polri untuk segera melakukan pembenahan.
“Polisi harus melakukan langkah-langkah yang fundamental untuk melakukan reformasi. Karena bahkan di lembaga yang seharusnya menjadi benteng penjaga bagi etik, bagi profesionalismenya sendiri, justru di situlah terjadi kasus besar yang sangat serius. Akibatnya tentu saja sangat besar bagi postur, citra, dan kepercayaan publik terhadap Polri,” ungkap Azca.
Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai, akhir-akhir ini Polri menunjukkan perkembangan yang positif. Hal itu terlihat karena ada kesungguhan dari Polri untuk mengusut tuntas kebenaran kasus ini, terlebih setelah mendapat pengawalan ketat dari Presiden Joko Widodo dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Azca mengungkapkan, survei yang dilakukan Indikator Politik pada 11-17 Agustus 2022 atau dua hari setelah Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka menunjukkan bahwa kepercayaan publik kepada Polri menurun sangat drastis. Namun, karena Polri memperlihatkan kesungguhannya dalam membongkar kasus ini, maka kepercayaan publik secara perlahan pulih.
“Sehingga hari-hari ini saya kira kepercayaan publik terhadap polisi mulai meningkat. Semoga saja langkah-langkah berikutnya dari polisi ini menunjukkan kesungguhan dan menunjukkan kesejatian untuk melakukan perbaikan,” ungkap Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM itu.
“Sebelumnya memang kepercayaan publik kepada Polri termasuk yang tertinggi, tetapi kemudian karena kasus Sambo menjadi anjlok drastis. Ini sekarang tampaknya ada pemulihan,” pungkas Azca. (Red)